Sunday 10 August 2014

Muslim Tatar

Krisis Ukraina: Muslim Tatar Berada Dalam Acamanan Kekerasan Etnis di Bawah Pemerintahan Separatis Baru di Crimea


Bagi orang yang mungkin menjadi orang yang pertama yang akan dibawa di bawah todongan senjata jika orang-orang yang baru di sini berhasil mendapatkan kekuasaannya, Fazil Amazayev, bertindak sangat tenang. Menurutnya, tindakan tersebut “akan menyatukan semua umat Islam di sini;, mereka akan menjadikan kami semua sebagai musuh”.
Amazayev adalah anggota senior Hizbut Tahrir, organisasi politik Islam yang legal di Ukraina. Namun, di antara pernyataan pertama yang dibuat oleh Perdana Menteri separatis baru di Crimea dan kepala keamanan yang telah ditunjuk adalah bahwa “HT adalah organisasi teroris berbahaya ” yang harus ditangani.
Hizbut Tahrir telah disalahkan di banyak negara dan dianggap mempromosikan radikalisme, namun militansi kekerasan yang disebabkannya sulit ditemukan di Ukraina. Dan ketakutan untuk menjadi target sektarian tidak hanya terbatas pada aktivis di kalangan rakyat Tatar : banyak kalangan masyarakat yang tinggal jauh dari pusat-pusat kota di mana warga berbahasa Rusia terus bergerak, dan ada pula yang pergi ke bagian lain negara.
Amazayev mengatakan dia yakin bahwa rakyat Tatar di Crimea tidak akan membiarkan dirinya dan orang lain dari kelompoknya diambil oleh kepala keamanan yang baru, Petr Zima, yang dipromosikan dari jabatan sebelumnya di Sevastopol, yang merupakan tempat dari Armada Laut Hitam Rusia. ” Zima membangun reputasi di Sevastopol untuk melakukan serangan, dengan menuduh orang-orang terlibat dalam ekstrimisme. Namun, jika dia mulai melakukan serangan itu sekarang, dia akan membuat kesalahan besar. Rakyat di wilayah [Tatar] itu, Mufti dan Majlis  mengkritik kami di masa lalu, tapi sekarang kita semua menghadapi musuh bersama. Dan, jika mereka mulai menganiaya kami, kami tahu bagaimana cara bertahan hidup, kami telah melakukannya di Suriah, Mesir, Libya, Tunisia. ”
Namun demikian, Amazayev mulai sangat berhati-hati, dengan tidak keluar dari kota asalnya, Bakhchisarai, tempat bersejarah masjid di mana kaum Muslim merupakan populasi yang cukup besar. “Saya kira tidak akan aman bagi saya untuk melakukan perjalanan, tidak pada saat ini, ” katanya.
Semakin besar masyarakat Tatar adalah berselisih dengan penduduk nasionalis Rusia atas isu pemisahan dari Ukraina. Pemerintahan baru Crimea yang dipimpin Sergei Aksenov menyelenggarakan referendum mengenai masalah ini, dan membuka jalan untuk pemerintahan oleh Moskow – seperti kutukan bagi rakyat Tatar yang dideportasi dari wilayah ini, secara massal  ke Siberia dan wilayah stepa di Asia Tengah oleh Stalin pada akhir Perang Dunia kedua.
Pada hari ini Pemimpin Republik Rusia Tatarstan tiba di Crimea. Namun, banyak yang menganggap Rustam Minnikhanov sebagai utusan Kremlin yang dikirim untuk membujuk Majlis untuk mengubah kebijakannya menolak untuk mengakui pemerintahan separatis Crimea baru. “Dia bukan seseorang yang kami pandang sebagai pelindung, ” kata salah satu pejabatnya.
Perasaan berada di bawah ancaman telah menyebabkan terbentuknya kelompok-kelompok pertahanan diri di lingkungan rakyat Tatar : tumbuhnya prevalensi ketakutan pada rakyat yang telah hidup damai secara keseluruhan dengan orang-orang dari Rusia dan Ukraina sejak mereka kembali dari pengasingan di tahun 1990-an.
Ketegangan saat ini muncul dengan cepat. Suatu demonstrasi menentang pemisahan diri ini menarik 10.000 orang dari komunitas Muslim terbesar Ukraina untuk turun ke jalan-jalan di ibukota Krimea, Simferopol, pekan lalu. Ada teriakan ” Allah Akbar” dari sekumpulan kecil orang Tatar yang melakukan protes untuk menentang para pembicara Rusia dan mengeluh mereka diintimidasi.
Tidak terjadi tindak kekerasan yang serius pada kedua kelompok atau polisi, tetapi dua orang dilaporkan tewas dalam desak-desakan kerumunan massa yang berkumpul di luar parlemen negara.
Pada malam itu bangunan parlemen diambil alih oleh orang-orang bersenjata berbahasa Rusia di balaclava. Keesokan harinya, tentara Vladimir Putin mulai mengambil alih lokasi-lokasi strategis. Segera saja jumlah sebenarnya dari mereka yang tewas dalam demo itu menjadi empat atau enam orang. Semua korban itu, diklaim sebagai orang-orang Rusia yang dibunuh oleh orang-orang Tatar.
Kumpulan orang-orang  di jalan segera mengerumuni keluarga korban, dan melewati orang-orang Tatar dan melakukan pelecehan terhadap mereka. Adem Suleymanov segera pulang di malam hari itu melalui Simferopol di Lenin Square ketika dia didatangi oleh tiga pemuda yang mengenakan pita oranye dan hitam dari dari pasukan militer Rusia di St George.
“Mereka datang sambil mabuk. Mereka menuntut agar saya memberikan uang untuk keluarga mereka yang meninggal. Hal itu saya lakukan, ” kenangnya. “Kemudian salah seorang dari mereka hendak memukul saya mulai berteriak ‘ Mengapa anda ingin membunuhnya?” Dan kemudian dia mulai menendang saya. “Suleymanov dikerumuni oleh para penyerangnya di patung Lenin dimana Majlis menuntut patung itu harus ditarik dan diganti dengan sebuah taman yang mencerminkan perdamaian dan persatuan di antara bangsa-bangsa yang berbeda di Crimea.
Suatu “pawai untuk perdamaian” dilakukan di Bakhchisarai oleh Liga Wanita Tatar Crimea. Pawai itu berjalan melewati para preman nasionalis Rusia yang membentuk barisan di depan markas Ukraina yang dikelilingi oleh pasukan Moskow. “Saya tidak suka tentara asing menduduki negara kami, ” kata Aliya, 25 tahun. ”
Sambil duduk di balkon dan menonton pawai dan tentara Rusia, Rifat Ibrahimov,  75  tahun berharap bahwa kejadian masa lalu tidak terulang kembali. “Saya masih sangat muda ketika kami dipaksa pindah dari sini pada waktu itu dan saya berusaha melupakan sebagian hal-hal buruk yang terjadi itu, terutama setelah kami kembali ke rumah. Tidak, saya tidak ingin melihat hari-hari seperti itu terjadi lagi.”, katanya.

Pergolakan Ukraina

Ada Apa Dibalik Pergolakan Ukraina


Ratusan ribu rakyat Ukraina turun ke jalan untuk memprotes Presiden Viktor Yanukovich terhadap pelaksanaan perjanjian perdagangan yang telah dicapai dengan Uni Eropa. Penolakan itu dikarenakan beberapa alasan, diantara persyaratan dari Uni Eropa adalah melepaskan Tymoshenko, ketua kelompok oposisi.
Analisis :
Untuk memahami apa yang terjadi, kita harus menyoroti hal-hal berikut :
1. Ukraina jika nama negara ini diterjemahkan secara harfiah artinya “terletak di pinggir”, yang merupakan realitas Ukraina selama berabad-abad. Pada abad ketujuh belas dan kedelapan belas, Ukraina dibagi diantara Polandia dan Rusia dan Imperium Uthmani. Pada abad kesembilan belas, Ukraina dibagi antara Rusia dan Austria. Pada abad kedua puluh, Ukraina merupakan bagian dari Uni Soviet. Hari ini, Ukraina terletak di perbatasan antara Rusia dan Eropa.
2. Ketika Ukraina mendapatkan kemerdekaannya dari Uni Soviet pada tahun 1991, negara itu terpecah secara politik, dan bahkan pada tingkat bahasa yang digunakan. Penduduk Valawkranjon yang tinggal di Ukraina barat berbicara bahasa Ukraina dan ingin menjadi bagian dari Uni Eropa. Sementara penduduk Ukraina yang tinggal di bagian timur Ukraina berbahasa Rusia, dan menganut doktrin Alerthodoxa, dan ingin menjadi lebih dekat dengan Rusia. Kedua wilayah Ukraina itu ingin menjadi negara merdeka pada waktu yang sama.
3. Rusia percaya bahwa arti penting Ukraina baginya terletak pada hal-hal berikut :
- Bahwa Rusia berbagi perbatasan darat dengan Ukraina sepanjang 700 km.
- Menghadap pintu masuk ke Ukraina pada Rusia di Laut Hitam.
- Ukraina merupakan koridor pipa energi Rusia ke Eropa.
Oleh karena itu, Rusia bekerja untuk memanfaatkan Ukraina melalui:
- Memasukannya ke dalam beberapa blok.
- Memberikan diskon menarik untuk harga energi.
- Menjaga perbatasan agar relatif terbuka diantara kedua negara.
- Menghidupkan kembali kemitraan industri yang lama yang ada di era Uni Soviet.
4. Uni Eropa percaya bahwa arti penting Ukraina baginya terletak pada hal-hal berikut :
- Ukraina berfungsi sebagai dinding antara Rusia dan Eropa Timur, yang membentengi Eropa dari ekspansi Rusia .
- Hal ini terungkap dari arti Ukraina bagi Eropa karena 80 % gas alam Rusia merupakan seperempat dari konsumsi Eropa.
Oleh karena itu, Eropa berusaha untuk mendapatkan uang dan alternatif solusi dari Ukraina Bagraha atas ketergantungan penuh pada gas Rusia.
5. Rusia memiliki tekanan dan godaan dari hal-hal berikut ini dalam beberapa bulan terakhir untuk menyesuaikan pemikiran mereka untuk mendekati Ukraina kepada Uni Eropa :
- Rusia mengurangi impornya dari Ukraina.
- Rusia memperketat prosedur kepabeanan atas barang-barang yang berasal dari Ukraina, yang bernilai 500 juta dolar.
- Rusia telah memberikan bantuan material kepada Ukraina, dalam bentuk pinjaman senilai 15 miliar dolar.
- Rusia menawarkan diskon menarik sebesar 33 % dalam harga gas untuk Ukraina.
Namun, sebagaimana disebutkan di atas , sebagian besar rakyat Ukraina ingin menjadi bagian dari Uni Eropa , dan ini yang menyebabkan mereka keluar untuk berdemonstrasi.
6. Akhirnya, Presiden Ukraina saat ini, Viktor Yanukovich, yang tergantung pada Rusia, merupakan calon pilihan dalam pemilu 2004 dan 2010, tetapi pada saat yang sama dia harus berkumpul bersama Uni Eropa karena tekanan internal dan eksternal, agar bisa mewujudkan komitmennya terhadap kesuksesan pemilu 2015, tanpa harus cenderung ke satu sisi. Rusia menyadari hal ini, sehingga lebih baik untuk mempertahankan loyalis Yanukovych untuk berpaling ke Barat yang akan bekerja untuk memalingkan Rusia dari Barat, sehingga menempatkan kepentingan Rusia dalam bahaya.
Kami memohon kepada Allah SWT untuk memberi barokah atas kelanjutan berdirinya Negara Islam dan bahwa kesadaran politik akan mendorong peristiwa-peristiwa semacam itu untuk menyebarkan Islam dan menyerukan jihad.
Ditulis oleh Kantor Media Pusat Radio Hizbut Tahrir
Abu Issa

Krisis Ukraina

Akibat Krisis Ukraina


بـــــسم الله الرحمن الرحيم
Jawab Soal
Akibat Krisis Ukraina

Pertanyaan:
Di dalam jawab soal tentang Ukraina tertanggal 22/2/2014 dinyatakan sebagai berikut: “Dengan ungkapan lain, jauh kemungkinannya situasi baru di Ukraina akan murni untuk satu pihak dari ketiga pihak ini “Amerika, Uni Eropa dan Rusia”. Dan berikutnya presiden siapapun yang akan diangkat di Ukraina akan terikat dengan simpul yang dihasilkan oleh ketiga pihak tersebut, setidaknya selama jangka waktu yang bisa diperkirakan…
Hanya saja solusi ini tetap menjadi hulu ledak yang siap meledak kapan saja ketika situasinya memungkinkan bagi salah satu pihak dari ketiga pihak itu untuk menguasai pengaruh secara penuh di Ukraina. Sebab ketiga pihak ini mengadopsi kapitalisme dan ia tegak di atas asas utilitarianisme. Mereka tidak memiliki nilai-nilai yang baku, sebaliknya berubah-ubah berada pada sisi yang paling banyak, paling keji dan paling bengis.” Selesai.
Kita hari ini menyaksikan percepatan peristiwa di Ukraina khususnya semenanjung Crimea. Bahkan Armada Laut Hitam Rusia di Laut Hitam memperingatkan tentara Ukraina hari ini 3/3/2014 agar menyerah selama 12 jam! Apakah ini berarti bahwa Rusia merasa mampu mengambil Ukraina ke sisinya dengan kekuatan tanpa memperhitungkan dua pihak lain “Amerika dan Uni Eropa”, artinya bahwa “hulu ledak bisa meletus” itu telah datang waktunya? Kemudian bagaimana prediksi berakhirnya krisis ini dan kondisi Ukraina akan stabil? Semoga Allah memberikan Anda balasan yang lebih baik.

Jawab:
Seperti kami katakan sebelumnya di jawab soal, situasi saat ini untuk ketiga pihak itu tidak memungkinkan pihak manapun dari ketiganya untuk mengambil Ukraina secara penuh ke sisinya. Situasi tahun 2004-2005 dan situasi 2010 berbeda dengan situasi sekarang. Jadi tidak mungkin salah satu pihak sekarang berpaling dari pihak lain dan mengambil Ukraina secara penuh ke sisinya. Atas dasar itu maka yang mungkin adalah situasi Ukraina tidak akan stabil kecuali sebagai berikut:
  1. Secara temporer: situasi di Ukraina mungkin stabil secara temporer jika diangkat presiden untuk Ukraina yang dekat dengan Rusia, Amerika dan Eropa. Artinya ia terikat dengan simpul yang diproduksi oleh ketiga pihak itu…
  2. Adapun kestabilan Ukraina secara kontinu, maka itu dengan jalan kembalinya Crimea ke Khilafah Islamiyah, sehingga kebaikan akan meliputinya, bahkan kebaikan itu akan sampai ke seluruh dunia. Islam adalah rahmat untuk semesta alam. Penting disebutkan bahwa Crimea ada di bawah Khilafah selama berabad-abad sampai diinvasi oleh Rusia dan negara-negara Barat berkonspirasi bersama Rusia, sehingga Crimea digabungkan ke Rusia pada akhir abad ke-18. Padahal Crimea merupakan emirat islamiyah sejak 1430 M. Kemudian menjadi salah satu wilayah (provinsi) daulah al-Khilafah Utsmaniyah pada tahun 1521 pada masa Khilafah az-Zahir sampai Rusia dan negara-negara kafir melakukan konspirasi terhadap Crimea dan memisahkannya dari daulah Utsmanniyah tahun 1783. Mereka (Rusia dan negara-negara Barat) melakukan kejahatan-kejahatan di sana yang tidak dilakukan oleh binatang buas sekalipun. Kemudian mereka gabungkan Crimea ke Rusia yang mengganti nama ibukotanya dari “ ’Aq Masjid” yang berarti Masjid Putih menjadi nama sekarang “Simferopol”. Perlu diketahui bahwa Crimea (al-Qaram) berarti benteng dalam bahasa kuno penduduknya Tatar muslim. Begitulah, Crimea dahulu adalah Islamiyah sebelum diduduki oleh Rusia tiga setengah abad lalu! Dengan demikian, kestabilan Crimea secara kontinu adalah dengan kembali ke asalnya sebagai wilayah islamiyah di daulah al-Khilafah mendatag, in syâ`a Allah.
  3. Dengan selain itu maka situasinya akan tetap menjadi hulu ledak yang siap meledak. Ketika satu dari ketiga pihak itu “Rusia, Amerika dan Eropa” memandang dirinya mampu mengambil Ukraina secara penuh dan memalingkan muka dari yang lain, maka dimungkinkan akan dia lakukan. Sebab pihak-pihak itu berjalan berdasarkan kapitalisme di mana tidak memiliki nilai kecuali utilitarianisme. Jika satu pihak memandang dirinya mampu, maka dia akan melupakan yang lain… Sedangkan jika pihak itu tidak menemukan dirinya sendiri memiliki kemampuan dan akhirnya dia menghadapkan muka ke pihak lainnya, maka kerumitan krisis Ukraina makin besar. Hal itu menjadi jelas ketika Yanukovych keliru menghitung lalu dia menolak menandatangani perjanjian perdagangan dengan Uni Eropa bersandar pada keintiman Amerika Rusia dengan anggapan bahwa Amerika akan berdiri bersamanya dalam menghadapi Uni Eropa, maka hasilnya adalah dia harus lari demi hidupnya… Dan pemerintah baru Kiev juga keliru menghitung ketika mereka beranggapan bisa memalingkan muka dari Rusia dan mulailah Ukraina menjauh dari Rusia mengarah ke Barat khususnya Uni Eropa… Maka hasilnya mereka sekarang berada pada situasi negara lumpuh dan berbagai problem lainnya!
Sebagai penutup, ketiga pihak itu memiliki kepentingan di Ukraina:
Rusia memandang Ukraina sebagai bagian dari sesuatu yang melekat padanya! Amerika ingin Ukraina ada di dalam NATO. Sementara Eropa ingin Ukraina ada di dalam Uni Eropa… Situasi sekarang tidak memungkinkan satu dari ketiga pihak ini mendominasi penuh kedua pihak lainnya dan mengambil Ukraina secara penuh ke sisinya.
Sedangkan apa yang dilaporkan oleh kantor berita Interfax Rusia hari Senin 3/3/2014 bahwa Armada Laut Hitam Rusia di laut Hitam memberi tenggat kepada tentara Ukraina di Crimea 12 jam “untuk menyerah” dan apa yang dilakukan oleh Rusia sekarang ini berupa inspeksi-inspeksi pasukan… maka itu adalah dari sisi intensifikasi tekanan dan memanaskan suasana dengan ancaman, sehingga pandangan Rusia didengarkan dengan kuat dan secara berpengaruh pada solusi apapun untuk situasi Ukraina… Atas dasar itu maka yang mungkin adalah akan meningkat tarik ulur dari ketiga pihak agar semua itu berakhir pada solusi yang menghasilkan presiden yang memperhatikan kepentingan-kepentingan ketiga pihak secara temporer sampai ada situasi lokal, regional dan global yang memungkinkan salah satu pihak dari ketiga pihak itu mengambil Ukraina secara penuh ke sisinya… atau tegak al-Khilafah lalu mengembalikan Crimea ke asalnya seperti dahulu.
﴿وَاللَّهُ غَالِبٌ عَلَى أَمْرِهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ﴾
“Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya.” (TQS Yusuf [12]: 21)


3 Jumadul Awal 1435 H
4 Maret 2014 M

Mutakhir di Ukraina

Perkembangan Mutakhir di Ukraina


بسم الله الرحمن الرحيم
Jawab Soal
Perkembangan Mutakhir di Ukraina

Pertanyaan:
Media massa pada 20/2/2014 melaporkan, sedikitnya 17 orang tewas dan sejumlah korban luka-luka dalam bentrokan antara demonstran anti pemerintah dengan aparat keamanan Ukraina yang menarik diri dari Independence Square di Kiev. Sementara para demonstran bergerak maju ke arah parlemen yang telah dievakuasi dan gedung perdana menteri… Otoritas Ukraina pada 19/2/2014 telah mengumumkan dimulainya aksi kontra terorisme yang menyasar para demonstran yang mereka sifati sebagai militan yang menyebabkan tewasnya 26 orang. Sampai-sampai Independence Square tampak seperti medan perang! Akan tetapi, kemarin 21/2/2014 diumumkan bahwa presiden Ukraina dan oposisi telah sepakat atas solusi kompromi… Kemudian hari ini 22/2/2014, diumumkan bahwa parlemen Ukraina mengambil suara memecat presiden dan dilakukan pemilu presiden segera pada 25/5/2014… Pertanyaannya, apakah insiden-insiden ini bersifat lokal antara oposisi dan pemerintah saja? Ataukah ini merupakan insiden bersifat internasional melibatkan Amerika, Uni Eropa dan Rusia di sana dan dalam pergerakannya? Apakah itu merupakan revolusi Oranye baru yang mencabut pengaruh Rusia secara final dari Ukraina demi kemenangan pengaruh Barat, seperti yang terjadi pada revolusi pertama? Dan apakah bisa diprediksi adanya reaksi Rusia seperti yang terjadi pada 2010 silam? Semoga Allah memberikan balasan yang lebih baik.

Jawab:
Jawaban semua itu akan menjadi jelas dari beberapa perkara berikut:
1.  Ukraina punya sejarah panjang persaingan antara Rusia dan Eropa memperebutkan Ukraina. Sepanjang sejarah Ukraina terbagi oleh negara-negara lain seperti Rusia, Khilafah Utsmani khususnya di Crimea dan Polandia … Pasca PD I, Barat dan anteknya berkonspirasi menghancurkan Khilafah Utsmani sehingga pengaruhnya berakhir. Lalu muncullah Uni Soviet … kemudian pasca PD II, Amerika menjadi pemimpin sekutu yang memenangi perang. Begitulah, negara-negara bersaing atas Ukraina: Barat, Uni Soviet pasca Polandia bergabung ke republiknya, Ukraina juga bergabung. Ukraina adalah republik terpenting dari 15 republik yang dahulu menjadi anggota Uni Soviet… Pasca runtuhnya Uni Soviet negara-negara yang bersaing atas Ukraina adalah: Rusia, Amerika, Uni Eropa. Masing-masing negara ini memiiki perhatian kuat terhadap Ukraina:
RusiaUkraina termasuk negeri paling penting bagi Rusia. Jika Rusia kehilangan Ukraina maka Barat menjadi berada di tapal batas Rusia secara langsung. Jadi Ukraina menjadi seperti tameng bagi Rusia dari sisi Eropa. Hal itu selain urgensi Ukraina secara ekonomi di mana di situ membentang jalur pipa gas Rusia menuju barat. Ukraina juga sangat penting bagi Rusia dalam sektor industri, pertanian dan energi. Ukraina dan Rusia dalam hal ini saling melengkapi. Ukraina juga menjadi zona penyangga antara Rusia dan Eropa. Karena itu, jika Rusia kehilangan Ukraina, akan secara riil menempatkan Eropa di depan pintu Rusia; di mana Ukraina hanya sejauh 300 kilometer saja dari Moskow. Ini adalah sebab terjadinya intervensi Rusia di Ukraina. Juga ada faktor lain yang membuat Rusia memandang sangat penting Ukraina. Hal itu karena mayoritas penduduk timur Ukraina meyakini aliran Ortodoks Rusia dan berbicara menggunakan bahasa Rusia. Ini dari satu sisi. Dari sisi lainnya, di Ukraina ada pangkalan militer laut hitam milik Rusia.
Eropa, Ukraina bagi Eropa menjadi tembok pemisah antar Eropa Timur dengan Rusia. Dari wilayah Ukraina, 80 % gas Rusia mengalir ke Eropa yang memenuhi 25% konsumsi gas Eropa. Karena itu, Ukraina sangat penting bagi Eropa. Setelah Polandia menjadi anggota Uni Eropa pada tahun 2004, kemudian Rumania dan Bulgaria juga bergabung ke Uni Eropa pada tahun 2007, Ukraina menjadi bertetangga dengan negara-negara Uni Eropa dan memiliki urgensi besar bagi Uni Eropa. Di satu sisi Ukraina dianggap sebagai jembatan antara Rusia dan Eropa, dan dari sisi lain dianggap sebagai zona penyangga di antara Rusia dan Eropa.
Amerika, Ukraina memiliki nilai strategis vital bagi Amerika yang berusaha mengepung pengaruh Rusia. Demikian juga, pelabuhan-pelabuhan Ukraina sangat penting bagi NATO dan armadanya pada saat masuk ke Laut Hitam. Pengaruh Amerika di Ukraina ibarat pendarahan terus menerus bagi Rusia dan sebagai sarana penekan Rusia agar tidak ada hambatan bagi proyek Amerika di kawasan, khususnya Timur Tengah.
2. Upaya Amerika agar Ukraina menjadi anggota NATO, dan upaya Eropa agar Ukraina menjadi anggota Uni Eropa, menunjukkan Barat secara penuh berada di belakang revolusi Oranye pada tahun 2004 dan pada pemilu tahun 2005… Sementara Rusia belum lepas total dari dampak runtuhnya Uni Soviet … Karena semua itu, Barat bisa berhasil mengantarkan revolusi Oranye untuk bisa mencapai tujuan-tujuannya, di mana Yanukovych calon Rusia jatuh (kalah) dalam pemilu 2005, dan calon Barat, khususnya Amerika, Yushchenko berhasil duduk di kursi kepresidenan. Maka pengaruh Rusia hilang digantikan oleh pengaruh Barat.
3. Eskalasi peristiwa makin meningkat mengusung proyek penggabungan Ukraina ke NATO dan Uni Eropa. Amerika benar-benar memanfaatkan kesempatan yang ada. Rusia kehilangan pemerintahan yang pro Rusia pada pemilu 2005. Sementara Eropa sangat konsern untuk menggabungkan Ukraina ke Uni Eropa. Akan tetapi Uni Eropa masih terus dilanda berbagai problem negara Eropa Timur yang telah digabungkan ke Uni Eropa… Begitula, situasinya terbuka bagi Amerika dari hasil pemilu 2005 dan keberhasilan anteknya Yushchenko. Karena itu. Amerika benar-benar memanfaatkan masa pemerintahan Yuschenko untuk mempercepat penggabungan total Ukraina dengan Barat. Selama masa pemerintahannya, Yuschenko mengancam mengusir Armada Laut Hitam Rusia dari Sevastopol pada akhir masa sewa militer Rusia pada tahun 2017. Yuschenko tidak menyembunyikan keinginannya untuk menggabungkan Ukraina secara penuh dalam lembaga Barat seperti Uni Eropa dan NATO. Kiev telah melakukan beberapa perundingan kerjasama dengan Uni Eropa dan meminta rencana kerja untuk keanggotaan NATO… Atas dasar itu kita lihat bagaimana Amerika mengerahkan usaha dalam revolusi Oranye yang berhasil mengantarkan Yushchenko ke pemerintahan. Dalam konteks itu Ukraina menjadi partner strategis utama bagi Amerika Serikat. AS memberikan bantuan-bantuan ekonomi kepada Ukraina, sampai bantuan kepada Ukraina hampir menempati urutan ketiga setelah Israel dan Mesir dalam daftar bantuan Amerika. Hal itu agar Amerika bisa memutus ketergantungan Ukraina secara ekonomi kepada Rusia…
4. Kondisi ini memiliki pengaruh besar terhadap Rusia. Akan tetapi ini merupakan provokasi terhadap Rusia dan sekaligus memukul kepentingan-kepentingannya. Pasca terjadinya revolusi Oranye di Ukraina tahun 2004, hubungan Ukraina dengan Rusia mengalami ketegangan akibat usaha Ukraina mendapatkan keanggotaan di Uni Eropa dan NATO. Begitu juga disebabkan sikap Ukraina terhadap Armada Laut Hita Rusia yang bersandar di Sevastopol. Juga disebabkan perbedaan-perbedaan seputar gas alam. Akan tetapi, Rusia tidak mampu menentang kondisi yang muncul hasil pemilu 2005 itu dikarenakan dua hal: Pertama, Rusia belum pulih benar dari dampak keruntuhan Uni Soviet. Kedua, Amerika dan Eropa tidak mengalami problem-problem sulit dalam situasi politik dan ekonominya, tambahan lagi tidak ada perbedaan besar di antara keduanya dalam hal perhatian keduanya: Amerika ingin Ukraina di NATO dan Eropa ingin Ukarina di Uni Eropa. Pada saat itu tidak ada perbedaaan besar diantara dua keinginan itu… Dua faktor ini membuat Eropa dan Amerika bekerja bersama untuk menjauhkan Ukraina dari Rusia pada waktu di mana Rusia tidak mampu menentang dikarenakan kondisi yang sedang dialaminya…
5. Hanya saja situasi berubah sejak akhir 2007 dan khususnya pada 2008, di mana Amerika dan Eropa tenggelam dalam krisis ekonomi, pada waktu yang sama Rusia justru mulai stabil secara politik dan ekonomi sampai batas tertentu. Situasi ini sesuai bagi Rusia untuk menekan pemerintah baru di Ukraina pasca revolusi Oranye, khususnya secara ekonomi melalui gas. Rusia yakin Amerika dan Eropa sibuk dengan krisis yang dihadapi. Karena itu, Rusia mengerahkan usaha besar memanaskan suasana menentang pemerintahan Yushchenko, khususnya di daerah-daerah timur Ukraina dan beberapa daerah lain di Ukraina yang pro kepada Rusia… Kenaikan harga gas atau penghentian aliran gas akhirnya menjadi senjata berpengaruh pada pemerintah yang pro kepada Barat di Ukraina. Ini di samping mobilisasi orang-orang yang loyal kepada Rusia di timur Ukraina. Sampai ketika tiba pemilu 2010, mayoritas masyarakat di Ukraina pada tingkat tertentu merasakan buruknya pemerintah yang pro kepada Barat. Maka hasil pemilu itu menguntungkan Rusia, di mana Yanukovych kembali lagi ke tampuk pemerintahan. Dan berikutnya Rusia pun bernafas lega dimana Yanukovych menandatangani sejumlah perjanjian dengan Moskow dalam masalah energi, menguatkan kerjasama ekonomi di antara keduanya, dan mengembangkan hubungan-hubungan dalam masalah jurnalisme, penerbitan, pendidikan, bahasa dan kebudayaan. Yanukovych mengisyaratkan dimungkinkannya dilakukan kesepakatan baru berkaitan dengan Armada Laut Hitam Rusia, sebagai kompensasi penurunan harga gas alam dan itulah yang kemudian terjadi. Begitulah, hasil-hasil pemilu menguntungkan Rusia, meski perbedaan suaranya tidak besar. Hasil pemilu itu mengungkapkan kesempitan masyarakat terhadap Yushchenko. Putaran pertama pemilu hasilnya menampakkan angka moderat yaitu untuk Yushchenko (5,33%), Yulia Tymoshenko sekitar (25%) dan Viktor Yanukovych meraih suara 35,5% suara pemilih. Lalu pemilu diulang pada putaran kedua antara dua orang sehigga Yanukovych menang meraih suara 49% selisih 3% dari Yulia Tymoshenko calon Barat yang meraih suara 46%. Begitulah, Rusia pada Februari 2010 berhasil mengembalikan orangnya di Ukraina Viktor Yanukovych ke tampuk kekuasaan. Dia adalah presiden keempat Ukraina, seorang pendukung kuat untuk Rusia. Sejak itu pengaruh Amerika mengalami kemunduran dan Ukraina berorientasi ke arah normalisasi hubungan dengan Rusia.
Meskipun selisihnya kecil, namun Rusia berhasil mengail hasil berpengaruh. Presiden Yanukovych bertemu dengan presiden Rusia Medvedev di Kharkiv kurang dari dua bulan setelah Yanukovych menduduki jabatannya, yaitu pada 21/4/2010. Dalam pertemuan itu Yanukovych setuju memperpanjang kontrak sewa Armada Laut Hitam untuk 25 tahun tambahan sehingga akan berhenti pada tahun 2042, sebagai ganti masa akhir sebelumnya 2017. Dan kompensasinya, perusahaan gas Rusia Gazprom setuju menurunkan harga gas alam ke angka US 100 dolar per 1.000 meter kubik selama sisa masa kontrak gas yang telah ditandatangani tahun 2009.
6. Yanukovych terus berlanjut dalam orientasi yang makin cepat ke arah Rusia. Tampak dia tidak paham bahwa selisih kecil suara yang hanya 3% berarti para pendukung Barat di Ukraina tetap memiliki bobot sebagaimana para pendukung Rusia yang juga memiliki bobot… Kemudian ia menduga bahwa apa yang ia pandang sebagai keserasian Amerika dan Rusia dalam masalah-masalah global lainnya akan menghalangi dukungan Amerika untuk Eropa jika ia memutar badannya dari Eropa dalam perjanjian perdagangan yang pembicaraannya sedang terjadi. Tentu saja dugaannya itu salah, dan dugaannya itu menjerumuskannya. Amerika, meskipun selaras dengan Rusia, akan tetapi pada waktu yang sama, Amerika mementingkan agar bukan hanya punya batu pijakan di Ukraina akan tetapi ada pangkalan NATO di sana! Artinya, Amerika meski seandainya menentang Eropa agar Ukraina tidak bergabung ke Uni Eropa, hal itu bukan demi kelangsungan pengaruh Rusia di Ukraina, melainkan agar Ukraina sepenuhnya untuk Amerika! Seandainya Yanukovych memiliki kesadaran politik, niscaya ia memperhitungkan itu, akan tetapi ia tidak demikian … Begitulah krisis pun mulai terjadi.
7. Sebelum membahas awal krisis kemudian terjadinya korban tewas kemudian sampainya ke kondisi kompromi … dan berikutnya keputusan parlemen mencopot presiden … dan sebagainya, kami jelaskan sikap tiga negara yang berkepentingan dengan Ukraina untuk menampakkan dengan jelas bahwa ketiga negara itu memiliki peran dalam insiden-insiden di Ukraina meski tingkat peran masing-masing berbeda sesuai situasi yang ada bagi masing-masingnya, dan tuntutan kepentingan setiap negara itu. Sikap ketiga negara itu adalah sebagai berikut:
A. Rusia: Presiden Rusia Vladimir Putin mengkritik Uni Eropa dalam KTT Uni Eropa Rusia pada tanggal 25 Januari 2014. Putin mengkritik Uni Eropa yang mengirimkan delegasi tingkat tinggi ke Ukraina selama terjadinya protes yang makin meningkat kepada pemerintah. Putin mengatakan, “Itu bisa diartikan sebagai intervensi politik.” Ia mengatakan di akhir KTT di Brussel: “Saya bisa membayangkan reaksi partner kami orang-orang Eropa, jika di tengah krisis di Yunani atau negara lain, hadir menteri luar negeri kami di tengah para demonstran yang memprotes Uni Eropa dan mendorong masyarakat melakukan sesuatu.” (Yahoo News, 18/1/2014). Interfax mengutip ucapan menlu Rusia Lavrov: “Ketika John Kerry mengatakan … adalah hak Ukraina untuk memilih dengan siapa ia berada, apakah bersama seluruh dunia atau bersama satu negara saja, bahwa John Kerry –dengan pengalaman dan penginderaannya yang sehat- adalah orang terakhir yang saya perkirakan mengeluarkan propaganda semacam itu.” Dalam siaran BBC tentang kekacauan Ukraina pada tanggal 1/2/2014 dikatakan bahwa menteri luar negeri Rusia Sergey Lavrov berkata: “Apa hubungan mobilisasi protes keras di jalanan dengan promosi demokrasi?… kenapa banyak politisi senior Eropa benar-benar mendorong aksi-aksi ini, akan tetapi mereka di negerinya sendiri segera saja menjatuhkan sanksi keras terhadap suatu pelanggaran undang-undang apapun?” Rusia menganggap apa yang terjadi di Ukraina sebagai upaya kudeta kekuasaan. Menlu Rusia Sergey Lavrov menimpakan tanggungjawab kepada negara-negara Barat atas insiden-insiden berdarah di Ukraina. Ia menyeru Barat untuk tidak memainkan peran sebagai mediator dalam krisis terebut (Aljazeera, 19/2/2014). Reuters mengutip Glazyev, penasihat presiden Rusia dan penanggungjawab hubungan-hubungan dengan Ukraina, dalam pernyataan persnya tanggal 6/2/2014, ia menegaskan bahwa “intervensi” Amerika mencederai perjanjian yang diteken tahun 1994, di mana Washington dan Moskow menjamin keamanan dan kedaulatan Ukraina dan keduanya berkomitmen melakukan intervensi ketika meletus pergolakan dari jenis ini. Hal itu setelah Kiev melucuti arsenal nuklirnya peninggalan Soviet. Pejabat Rusia menilai bahwa “apa yang dilakukan oleh orang-orang Amerika sekarang berupa intervensi sepihak pada urusan-urusan dalam negeri Ukraina sebagai pelanggaran jelas terhadap perjanjian yang menyatakan jaminan-jaminan kolektif dan aksi kolektif” (Reuters, dikutip Aljazeera, 6,7/2/2014).
B. Uni Eropa: menlu Polandia Radoslaw mengumumkan bahwa ia sedang menuju Kiev dengan tugas dari Uni Eropa dalam upaya menghentikan krisis di sana. Piotr Serafin deputi menlu Polandia mengumumkan telah dicapainya kesepakatan implisit Uni Eropa untuk menjatuhkan sanksi terhadap para pejabat Ukraina. Dan berikutnya Kanselir Jerman Merkel dalam konferensi pers bersama presiden Perancis Francois Hollande menyatakan “kementerian luar negeri Eropa harus membahas pada Kamis 20/2/2014 suatu bentuk sanksi yang wajib dijatuhkan untuk menampakkan bahwa Eropa ingin kembalinya proses politik di Ukraina.” Uni Eropa berjanji memberikan paket bantuan kepada Ukraina untuk menghentikan berbagai protes yang mendukung untuk mendekat ke Eropa yang berlangsung sejak dua bulan sebelumnya. Hal itu terungkap dalam pembahasan-pembahasan yang dilakukan oleh penanggungjawab politik luar negeri Uni Eropa Catherin Ashton di Kiev dengan presiden Yanukovych dan pemimpin oposisi yang bersikukuh dengan tuntutan lengsernya presiden.
Pemimpin oposisi, Vitaly Klitschko, mendorong Uni Eropa untuk memediasi krisis politik yang dalam mendera Ukraina. Klitschko menambahkan bahwa Ashton menegaskan kepadanya bahwa Uni Eropa siap untuk mengirimkan mediator tingkat tinggi untuk terjadinya negosiasi antara para pemimpin oposisi dan pemerintah (Aljazeera, 5/2/2014). Masalah Ukraina telah mendominasi KTT keamanan di Munich Jerman pada 31 Januari 2014. Ketua Dewan Uni Eropa Herman Van Rompuy mengatakan: “tawaran tetap berlaku, dan kami mengetahui bahwa waktu menguntungkan kami. Masa depan Ukraina konsern kepada Uni Eropa.” Reuters mengutip bahwa menteri luar negeri Jerman, Polandia dan Perancis melakukan pembahasan bersama presiden Ukraina dan mereka belum meninggalkan negeri sesuai apa yang dibicarakan oleh sumber-sumber diplomasi. Reuters mengutip sumber diplomasi yang mengatakan “bahwa mereka sekarang sedang bertemu dengan presiden Ukraina”. Hal itu dalam upaya mereka mengadakan jalan keluar bagi krisis yang mendera Ukraina sejak berbulan-bulan lalu. (Reuters, 20/2/2014).
Dalm konteks yang berhubungan, Arseny Yatsenyuk -sejawat pemimpin oposisi yang ditangkap dan mantan perdana menteri Yulia Tymoshenko- dan oposisi senior dan mantan juara dunia tinju Vitaly Klitschko bertemu dengan Kanselir Jerman Angela Merkel di Berlin. Klitschko menyebutkan bahwa Jerman dan Uni Eropa harus memainkan peran kepemimpinan untuk solusi krisis di Ukraina. Klitschko menekankan pentingnya agar tekanan barat terhadap Yanukovych harus disertai dengan apa yang ia sebut sebagai program positif untuk rakyat Ukraina melalui bantuan finansial dan penghapusan atau penurunan sistem tarif dengan Eropa. Sebaliknya Merkel menyeru Kiev membentuk pemerintah baru dan mereformasi konstitusi. Merkel mengatakan dalam keterangan pers bahwa “kesepakatan amnesti terhadap para demonstran merupakan langkah positif dan harus dilakukan langkah lebih pada orientasi ini.” (Aljazeera, 18/2/2014).
C.    Amerika: Reuters pada Jumat 7/2/2014 mengutip dari Washington: “terungkap pembicaraan yang tersebar di You Tube antara pejabat di kementerian luar negeri Amerika dan duta besar AS di Ukraina tentang perubahan yang jelas dalam strategi Amerika selama masa transisi politik di Ukraina.” Reuters menambahkan: “dalam pembicaraan yang tersebar di You Tube pada hari Selasa, 4/2/2014 deputy menlu Amerika Victoria Noland menyampaikan kepada dubes AS di Kiev Jeffrey Bayat bahwa ia tidak yakin bahwa Vitaly Klitschko, mantan juara dunia tinju yang beralih menjadi politisi dan menjadi pemimpin oposisi, harus berada di pemerintahan baru.” Meskipun Klitschko mendapat sambutan di Eropa, khususnya delegasi Eropa yang bertemu dengan presiden Ukraina dan oposisi dimana salah satu pemimpinnya adalah Klitschko, namun deputy menlu AS Victoria Noland dalam pembicaraannya dengan dubes AS tidak dibuat takjub oleh pandangan Uni Eropa. Ia mengatakan dalam pembicaraannya “biarlah uni Eropa pergi ke neraka.” Noland mengisyaratkan untuk menyertakan PBB dalam solusi politik untuk krisis di Kiev. Meski Noland meminta maaf atas pernyataan itu, namun pernyataannya itu mengungkap bahwa orientasi Amerika tidak identik dengan orientasi Eropa.
Sebelumnya Obama telah mengecam keras aksi-aksi kekerasan yang meletus di Ukraina dan menimpakan kepada pemerintah Kiev tanggungjawab atas tindakan membungkam para demonstran. Ia meminta pemerintah untuk menahan diri dan tidak menggunakan kekuatan militer dalam mengatasi masalah yang wajib diselesaikan dengan jalan sipil. Hanya saja presiden Amerika pada saat yang sama menegaskan bahwa para demonstran harus tetap damai dan paham bahwa kekerasan bukan jalan yang wajib mereka tempuh. Hal itu datang pada waktu dimana Gedung Putih mengumumkan bahwa Gedung Putih memonitor situasi di Ukraina. Pada saat itu Ben Rhodes, penasihat keamanan nasional presidensial untuk pemerintah Amerika, mengatakan tengah berlangsung diskusi dengan Uni Eropa seputar langkah-langkah ke depan yang wajib diambil termasuk penerapan sanksi terhadap Ukraina (Gate News from ASHA, Kamis, 20/02/2014).
Demikian juga menlu AS John Kerry mengatakan: “Tidak ada perjuangan demi masa depan Eropa yang demokratis yang lebih penting hari ini dari apa yang terjadi di Ukraina. Amerika Serikat dan Uni Eropa berdiri bersama rakyat Ukraina dalam medan itu” (reportase BBC, Ukrainian Unrest, 1/2/2014).
  • Jelas dari sikap-sikap dan pernyataan-pernyataan itu hal-hal berikut:
Rusia menilai Ukraina sebagai agenda vital Rusia. Rusia mengerahkan segenap usahanya dalam mendukung presiden dengan kuat secara ekonomi. Selama berlangsung protes, Rusia bersama Ukraina pada hari Selasa 17 Desember menandatangani kesepakatan pemberian diskon 33% atas suplay gas alam dari harga US 400 dolar menjadi US 268 dolar per seribu meter kubik. Moskow juga sepakat membeli senilai 15 miliar dolar utang Ukraina (Yahoo News, 18/1/2014). Dan untuk menunjukkan betapa pentingnya Ukraina dalam pandangan Rusia, perwakilan Rusia tidak menghadiri penandatanganan kesepakatan yang dilakukan pada Jumat 21/2/2014 padahal kesepakatan itu terjadi dengan keridhaan Rusia sebab Yanukovych tidak bisa melakukan kesepakatan tanpa keridhaan Rusia. Akan tetapi di balik penarikan perwakilannya itu, Rusia ingin untuk memberikan gambaran yang tegas bahwa Rusia tidak memandang ada solusi untuk Ukraina kecuali Ukraina itu untuk Rusia…! Disamping bahwa penarikan diri itu menjadi cara menyenangkan para pendukung Rusia di Ukraina yang tidak terpesona dengan kesepakatan itu…
Adapun Uni Eropa, puncak batu dalam masalah tersebut, delegasi Uni Eropa datang dan pergi ke Kiev… Mereka mensupervisi pengaturan kesepakatan dan penandatanganannya. Hubungan mereka jelas sekali dengan oposisi sampai oposisi meminta bantuan Eropa secara jelas, bahkan sebab protes-protes adalah Yanukovych menolak menandatangani perjanjian perdagangan dengan Eropa.
Adapun Amerika maka jelas dari sikapnya, AS berusaha menyenangkan kedua pihak: Eropa dan Rusia. AS ingin Ukraina tetap di luar Uni Eropa akan tetapi yang benar-benar diinginkan AS adalah Ukraina bersama NATO. Tetap mempertahankan Ukraina bukan negara anggota Uni Eropa akan mempermainkan emosi Rusia. Pada saat yang sama, Ukraina menjadi wasilah penekan bagi Amerika untuk menjamin kelangsungan kerjasama Rusia dalam proyek-proyek Amerika khususnya di kawasan Timur Tengah.
8. Adapun tentang krisis dan bagaimana bermula, apakah itu merupakan revolusi Oranye baru yang menjungkalkan pengaruh Rusia demi kepentingan Barat, seperti yang terjadi pada revolusi Oranye 2004-2005, di mana Barat menghegemoni atas pengaruh di Ukraina? Dan apakah diprediksikan pegaruh Rusia akan kembali lagi seperti yang terjadi di pemilu 2010? Masalah ini bisa dipahami begini:
a. Ukraina telah dijadwalkan menandatangani perjanjian perdagangan dengan Uni Eropa dalam KTT Kerjasama Timur (Eastern Partnership summit) pada 21 November di Fellneo Lithuania. Akan tetapi pemerintah Ukraina menolak menandatangani perjanjian tersebut dan menawarkan pengganti berupa pembentukan komite perdagangan tripartit antara Ukraina, Uni Eropa dan Rusia yang tugasnya adalah menyelesaikan masalah-masalah perdagangan di antara pihak-pihak tersebut. Penolakan itulah yang memicu protes-protes besar di jalanan Kiev… Kemudian meletuslah krisis paling akhir, di mana sekitar 200.000 orang berkumpul pada 15 Desember 2013, lalu di ibukota Ukraina Kiev dan masalah pun terus memanas …
b. Kemudian protes makin memuncak: protes-protes terus berjalan … menguasai dan mendirikan kemah di Independence Square… Beberapa gedung pemerintah di duduki demonstran … menuntut pengunduran diri presiden atau pelucutan kewenangannya… kembali ke konstitusi 2004 yang mentransfer wewenang presiden ke Parlemen … pembebasan orang-orang yang ditangkap khususnya Yulia Tymoshenko… Kemudian terjadilah insiden pada 18, 19 dan 20 berupa insiden kekerasan, korban tewas dan terluka… Otoritas Ukraina pada Rabu 18/2/2014 mengumumkan dimulaikan aksi kontra terorisme yang menyasar para penentang yang mereka sifati sebagai militan. Pada waktu yang sama pasukan keamanan menyergap pusat protes di Kiev dimana mengakibatkan 26 orang tewas…
Pemerintah telah mengeluarkan undang-undang darurat kemudian melarang demonstrasi. Kemudian pemerintah berusaha menyertakan oposisi di dalam pemerintahan dengan menawarkan posisi perdana menteri yang menjamin pemerintahan presiden… Kemudian upaya pembubaran Indepence Square yang menyebabkan korban tewas dan terluka sampai diumumkan pada 21/2/2014 sampainya pemerintah dan oposisi pada dialog yang menghasilkan solusi persetujuan yang mengharuskan pelaksanaan pemilu dini dan amandemen konstitusi… Media massa pada Jumat, 21/2/2014 mengumumkan bahwa tiga orang pemimpin oposisi Ukraina telah menandatangani perjanjian penghentian krisis dengan presiden Viktor Yanukovych di dalam istana presiden dengan dihadiri mediator Uni Eropa, setelah perwakilan Moskow di dalam perundingan meninggalkan Ukraina dan tidak menghadiri upacara penandatanganan perjanjian … Kemudian hari ini, 22/2/2014 Parlemen mengumumkan pencopotan presiden dan dilaksanakannya pemilu dini…
Yang menarik adalah meski Uni Eropa adalah yang mengendalikan pertemuan-pertemuan dialog dan perjanjian-perjanjian dengan mediasi dari Uni Eropa, namun komunikasi pertama dengan Putin setelah penandatanganan perjanjian itu dilakukan oleh Obama. Pejabat senior kementerian luar negeri Amerika mengatakan bahwa kedua kepala negara Obama dan Putin melakukan kontak telepon “konstruktif” menegaskan pentingnya implementasi perjanjian damai Ukraina dengan segera dan menekankan pentingnya perealisasian kestabilan ekonomi Ukraina. Pejabat Amerika itu menjelaskan kepada para jurnalis dalam onferensi pers melalui telepon bahwa kedua pihak sepakat atas pentingnya implementasi dengan segera perjanjian yang telah dicapai dan bahwa adalah sangat penting mendorong masing-masing pihak untuk mencegah kekerasan, dan bahwa ada kesempatan hakiki untuk sampai pada hasil yang damai (Aljazeera, 22/2/2014 pagi pukul 3.03 GMT).
c. Adapun apakah protes ini merupakan revolusi Oranye baru seperti yang terjadi pada 2004-2005? Dan apakah diperkirakan reaksi Rusia seperti pada 2010? Untuk menjawab pertanyaan ini harus diperhitungkan bahwa kondisi-kondisi sekarang berbeda dari 2005 dan 2010. Tidak mungkin satu dari ketiga pihak bisa memegang konrol penuh dan sendirian mengadakan solusi untuknya. Supaya deskripsinya menjadi jelas kami kembali sebutkan sebagai berikut:
- Pada waktu revolusi Oranye, Rusia masih mengalami dampak keruntuhan Uni Soviet. Rusia waktu itu belum stabil betul secara ekonomi dan politik sebagai negara besar. Pada waktu yang sama, Eropa dan Amerika bergabung dalam mendukung revolusi Oranye. Yang penting bagi Amerika dan Eropa kala itu adalah melepaskan Ukraina dari cengkeraman Rusia kemudian setelah itu skala di Ukraina condong ke pihak yang lebih kuat “Amerika dan Eropa”. Amerika yakin bahwa agennya Yushchenko akan menguatkan skala ke Amerika tanpa pesaing. Karena itu pertarungan saat itu antara “Amerika dan Eropa” pada sisi yang kuat, dan Rusia pada sisi lemah, sehingga Rusia tidak bisa mendukung presiden yang pro kepada Rusia sehingga kalah dalam pemilu 2005 dan akhirnya Yushchenko orangnya Amerika menjadi presiden Ukraina…
- Sedangkan pada 2010, Rusia telah pulih sampai batas tertentu. Di Rusia bisa diperhatikan adanya kestabilan politik dan ekonomi yang bisa diterima. Pada saat yang sama, Amerika dan Eropa tenggelam dalam krisis ekonomi, dan hampir-hampir keduanya bisa dipadamkan pengaruhnya oleh pesaingnya. Maka pada situasi itu Rusia mampu menenggelamkan pemerintah yang pro barat di Ukraina dalam krisis-krisis ekonomi khususnya gas, di samping Rusia juga bisa menggerakkan secara efektif orang-orang yang pro Rusia di Ukraina. Oleh karena itu, orangnya Rusia di Ukraina yaitu Yanukovych bisa menang dalam pemilu, meski selisih suaranya kecil hanya 3%, namun Rusia bisa mengembalikan pengaruh di Ukraina sampai batas tertentu ke tangan Rusia.
- Adapun sekarang, tiga kekuatan itu semuanya memiliki krisis dalam dan luar negeri… ini di samping bahwa Amerika tidak ingin agar Ukraina tunduk kepada Eropa, akan tetapi AS ingin Ukraina menjadi sentral pengaruhnya, sementara Ukraina tetap berada di luar Uni Eropa sehingga AS akan menggunakan Ukraina sebagai sarana penekan dan pemikat untuk Rusia agar terus bekerjasama dengan Amerika dalam proyek-proyek Amerika, khususnya Timur Tengah. Tidak bergabungnya Ukraina ke Uni Eropa menyenangkan Rusia, meskipun bagian lebih besar di Ukraina adalah milik Amerika dan bukan milik Rusia!
- Karena itu, tidak diprediksikan salah satu dari tiga pihak itu bisa mengambil Ukraina secara penuh ke sisinya, minimal dalam waktu yang bisa diperkirakan. Akan tetapi, solusi persetujuan adalah yang mungkin, seperti presiden sekarang mengundurkan diri “atau dikatakan” dan atau dilakukan pemilu presiden dini yang menghasilkan presiden yang bersifat konsensual dengan wewenang yang dikurangi sesuai konstitusi 2004 atau konstitusi yang diamandemen, dan solusi semacamnya berdasarkan metode kapitalisme yaitu kompromi. Dengan ungkapan lain, jauh kemungkinannya situasi baru di Ukraina akan murni untuk satu pihak dari ketiga pihak ini. Dan berikutnya presiden siapapun yang akan diangkat di Ukraina akan terikat dengan simpul yang dihasilkan oleh ketiga pihak tersebut, setidaknya selama jangka waktu yang bisa diperkirakan…
- Hanya saja solusi ini tetap menjadi hulu ledak yang siap meledak kapan saja ketika situasinya memungkinkan bagi salah satu pihak dari ketiga pihak itu untuk menguasai pengaruh secara penuh di Ukraina. Sebab ketiga pihak ini mengadopsi kapitalisme dan ia tegak di atas asas utilitarianisme. Mereka tidak memiliki nilai-nilai yang baku, sebaliknya berubah-ubah berada pada sisi yang paling banyak, paling keji dan paling bengis.
- Karena itu, solusi kompromistis ini tidak lebih dari obat penenang yang didektekan oleh situasi sekarang bagi ketiga pihak. Setiap kali situasi efektif berubah maka ketegangan baru pun muncul lagi. Situasi di Ukraina tidak akan stabil kecuali jika tegak daulah Khilafah untuk kaum Muslimin yang mengembalikan kekuasaannya di Crimea dan sekitarnya dan berikutnya berbagai perkara akan stabil dan kebaikan akan menyebar di penjuru dunia. Islam adalah rahmat untuk semesta alam. Tidak ada seorang pun yang terzalimi di bawah kekuasaan Islam dan tidak ada yang kelaparan ataupun telanjang, dengan izin Allah. Akan tetapi semua akan tetap mulia, tidak dihinakan dan tidak dilanggar. Seluruh rakyat negara memiliki hak dan kewajiban sesuai hukum syara’ baik mereka rakyat muslim atau non muslim.
﴿وَاللَّهُ غَالِبٌ عَلَى أَمْرِهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
“Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya.” (TQS Yusuf [12]: 21)


22 Rabiuts Tsani 1435 H
22 Februari 2014 M

Pentas Politik Yaman

Perkembangan Mutakhir di Pentas Politik Yaman


بسم الله الرحمن الرحيم
Jawab Soal

Perkembangan Mutakhir di Pentas Politik Yaman

Pertanyaan:
Kita perhatikan media massa pada hari Idul Fithri 28 Juli 2014 memberitakan bahwa mantan presiden Yaman, Ali Saleh, shalat Id berdampingan dengan Abdu Rabbih Manshur Hadi presiden sekarang, seolah-olah keduanya adalah sahabat dekat! Itu terjadi pada waktu dimana Hadi sejak menjabat telah melakukan berbagai akivitas yang menghancurkan apa yang telah dibangun oleh Ali Saleh selama tiga puluh tahun menjabat. Ali Saleh telah membangun militer dan komandonya loyal kepada Inggris berasal dari anak-anaknya dan anak-anak paman-pamannya, kerabat dan orang-orang yang loyal kepadanya. Akan tetapi Hadi telah memotong sayap-sayap Ali Saleh! Demikian juga, Abdu Rabbih Manshur Hadi sebulan lalu juga melakukan perubahan-perubahan kabinet, militer dan keamanan dalam kerangka yang dinamakan reformasi pemerintahan. Amerika memiliki pengaruh dalam masuknya menteri-menteri yang diasosiasikan dengan AS dan pemberhentian para komandan pada masa Saleh hingga dari kalangan anak-anak dan kerabat Saleh sendiri… Dari situ tampak jelas pengaruh AS di dalam keputusan-keputusan itu… Hadi juga mengambil sikap lunak terhadap orang-orang Hawthi. Hal itu tampak jelas dalam pendudukan oleh Hawthi terhadap Amran pada 9 Juli 2014 dan pembunuhan terhadap komandan brigade tersebut… Ditambah lagi serangan-serangan yang dia lakukan terhadap kementerian pertahanan dan yang dia sebarkan bahwa itu merupakan kudeta terhadap Hadi dan bahwa yang ada di belakangnya adalah Saleh. Jadi Saleh dan Hadi adalah musuh bebuyutan dan bukan sahabat dekat! Lalu bagaimana kejadian Idul Fithri itu bisa dipahami? Khususnya bahwa Hadi dahulu adalah wakilnya Saleh dan seandainya ia tidak seperti Saleh, berjalan bersama Inggris niscaya Saleh tidak menunjuk Hadi menjadi wakilnya. Lalu bagaimana Hadi menentangnya sedemikian rupa? Saya menghadapi kerancuan dalam masalah-masalah ini, jadi saya mohon penjelasan masalah ini:
Apakah Hadi berjalan bersama Inggris atau sebaliknya ia berjalan bersama AS? Kemudian apakah serangan-seranghan terhadap kementerian pertahanan itu merupakan upaya-upaya kudeta?

Jawab:
Pertama, fakta Hadi secara politis dan apakah ia bersama Inggris atau bersama Amerika:
Sesungguhnya jawaban atas masalah ini mengharuskan kita untuk kembali sedikit ke belakang kemudian kita sampai ke kejadian-kejadian sekarang:
1-                  Sejak dekade 60-an abad lalu, pertarungan sengit terjadi antara Amerika dan Inggris penjajah lama.Yakni sejak kudeta as-Salal tahun 1962, di mana AS berada di belakang kudeta itu dan diumumkankannya Republik Yaman. Inggris terus mengendalikan selatan Yaman hingga didirikan republik di sana tahun 1967 dan Inggris pun menarik diri secara militer dari sana. Rezim Mesir yang loyal kepada Amerika dipimpin oleh Abdul Nashir memimpin perang untuk kepentingan Amerika di Yaman Utara hingga pasukan Mesir kalah pada perang tahun 1967 dan akhirnya mundur dari sana… Akibat dari itu, Inggris pada tahun 1967 melakukan kudeta terhadap Abdullah as-Salal antek Amerika dan mendatangkan agennya ke tampuk pemerintahan di Utara. Akhirnya Yaman Utara dan Selatan berada di bawah kontrol Inggris. Akan tetapi, pertarungan diantara dua negara penjajah lama (Inggris) dan penjajah baru (Amerika Serikat) terus terjadi melalui berbagai kudeta… sampai akhirnya Inggris berhasil mendatangkan agennya, Ali Abdullah Saleh, pada 1978 di Yaman Utara. Sementara pemimpin rezim di selatan adalah Salim al-Baydh. Lalu demi menjaga pengaruhnya dan untuk menghadapi Amerika, Inggris berpandangan untuk menyatukan kontrol Yaman dengan pimpinan agennya Ali Abdulah Saleh dan hal itu terjadi pada tahun 1990. Ketika terjadi pemilu di Yaman tahun 1995 yang dimenangkan partai Ali Saleh, Salim al-Baydh menilai hal itu sebagai pembunuhan untuk pengaruhnya… Maka Amerika memanfaatkan masalah ini dan berhasil menggabungkan Salim al-Baydh ke pihaknya dan loyalitas Salim al-Baydh akhirnya jadi milik Amerika dan Amerika menjanjikan Salim kembali menjadi presiden untuk selatan setelah dipisahkan dari utara… Begitulah yang terjadi. Maka Salim al-Baydh mendeklarasikan pemisahan selatan pada aksi pembangkangan terbuka. Akan tetapi Inggris melalui rezim Ali Abdullah Saleh dan antek-antek lainnya di kawasan berhasil menggagalkan pembangkangan ini dan pengaruh Inggris pun terus berlanjut di Yaman. Meski demikian, Amerika tidak berhenti dari aktivitasnya melalui agen-agennya di gerakan-gerakan selatan dan lainnya. Ditambah lagi aktivitas melalui Iran dan para pengikutnya dari suku Hawthi dan jamaahnya yang mulai membangkang secara bersenjata sejak tahun 2004. Amerika masih terus bekerja di Yaman melalui agen-agennya di dalam gerakan-gerakan selatan dan lainnya dan melalui Iran dan para pengikutnya dari Hawthi dan jamaahnya.
2-                  Ketika meletus berbagai protes rakyat di Yaman dan masyarakat melakukan revolusi pada tahun 2011 menuntut jatuhnya rezim, Amerika bergerak untuk memanfaatkan hal itu sehingga bisa menjatuhkan rezim Ali Abdullah Saleh yang loyal kepada Inggris dan berikutnya memalingkan tujuan-tujuan protes masyarakat… dan mendirikan rezim yang loyal kepadanya sehingga bisa meluaskan pengaruhnya di Yaman. Amerika mengerahkan daya upaya dalam hal itu melalui para pengikutnya sebagaimana yang telah disebutkan di atas. Amerika berkeras untuk mencopot Ali Saleh dari kepresidenan karena ia tulus loyal kepada Inggris dan menghadang Amerika dengan kuat… Inggris menghitung bahwa Amerika serius dalam hal itu. Maka Inggris berjalan di atas uslubnya yang biasa dengan menginisiasi solusi yang menjaga pengaruhnya dan mengimbangi Amerika dan menyenangkan Amerika dengan memberi sesuatu yang tidak akan membuat Inggris kehilangan pengaruhnya di Yaman. Maka Inggris menggerakkan alat-alatnya di negara-negara teluk. Pada April 2011 Inggris meluncurkan inisiatif teluk yang mengharuskan lengsernya Ali Abdullah Saleh dan memberinya janji untuk tidak dituntut secara peradilan dan dia menyerahkan wewenangnya kepada wakilnya Abdu Rabbih Manshur Hadi yang loyal kepada Inggris. Setelah itu dilangsungkan pemilu dalam jangka waktu dua bulan kemudian dan berikutnya direncanakan untuk ditetapkan konstitusi baru. Amerika setuju terhadap inisiatif tersebut pada langkah yang dinilainya sebagai transisi untuk menjauhkan Ali Abdulah Saleh. Amerika memandang Ali Saleh sebagai orangnya Inggris yang kuat di Yaman, sedangkan Hadi, dalam pandangan AS,dia lunak dan mudah bagi AS untuk berinteraksi dengannya sesuai kepentingan-kepentingan AS; jauh lebih mudah dari yang bisa dilakukan dengan Ali Saleh. Kantor berita Yaman – Reuters pada tanggal 14 Agustus 2013 mengutip apa yang menunjukkan hal itu: “Washington menemukan bahwa Hadi merupakan partner, dimungkinkan berinteraksi dengannya secara jauh lebih mudah daripada dengan Saleh”. Dan berikutnya Amerika memandang adanya kemungkinan melemahkan pengaruh Inggris di Yaman setelah lepas dari antek Inggris yang kuat, Ali Abdulah Saleh. Amerika menganggap inisiatif tersebut sebagai langkah transisi khususnya Amerikalah yang ada di belakang pengiriman Jamal bin Omar utusan PBB untuk mengimplementasikan inisiatif, dialog dan konstitusi…
Inggris sungguh memiliki kedalaman dalam hal kecerdikan politik. Inggris memang sudah lemah sebagai negara besar secara global, dan menjadi tidak lagi mampu menghadang Amerika secara konfrontatif. Maka Inggris menempuh jalan politik mengimbangi Amerika dan tidak menghadangnya akan tetapi menyenangkannya untuk menjaga pengaruh Inggris, meski harus mengorbankan sesuatu dalam jangka pendek dan menariknya kembali dalam jangka panjang atau menengah… Misalnya, ketika Amerika merasa muak terhadap amir Qatar yang lalu, Sheikh Hamad, dan menteri luar negerinya sampai pada tingkat Inggris khawatir pengaruhnya di Qatar terguncang… ketika itu, maka untuk menyenangkan Amerika, Inggris pun memberhentikan amir Qatar dan menteri luar negerinya dan menggantikan amir Qatar dengan anaknya Sheikh Tamim. Maka Amerika pun merasa senang dan mereda dari aksi-aksi permusuhannya terhadap Qatar dengan anggapan Amerika bahwa amir yang baru akan lebih “ringan” bebannya terhadap politik Amerika… Begitulah, akhirnya masalahnya sedikit mereda. Akan tetapi masalah itu kembali lagi sesuai peran Inggris yang telah digariskan untuk amir yang baru. Maka politik Amerika kembali terganggu lagi sebagaimana dahulu sesuai apa yang bisa disaksikan di pentas sekarang… Seperti itu pulalah berkaitan dengan Hadi. Inggris setuju untuk melengserkan Ali Saleh dan menobatkan wakilnya menggantikan Ali Saleh dan Amerika pun menerimanya … dan begitulah yang terjadi.
3-                  Hadi adalah bagian dari orangnya Inggris. Ia berkembang di bawah pemerintahan Inggris di selatan. Orang pertama yang membuatnya takjub adalah apa yang disebut “perwira politik” di pemerintahan Inggris ketika itu, yakni perwira yang bertanggungjawab atas keamanan di wilayah. Abdu Rabbih Manshur Hadi dahulu bekerja sebagai pengawal pribadi perwira tersebut yang belakangan menjadi duta besar Inggris di sejumlah ibu kota Arab. Hubungan Abdu Rabbih Manshur dengan orang-orang Inggris telah memungkinkannya mendapat beasiswa ke Universitas King Sundhurst di Inggris dimana ia lulus dari sana tahun 1968. Ia kembali ke Yaman untuk bekerja di sana di barisan tentara nasional menjelang pemberian kemerdekaan kepada Yaman Selatan oleh Inggris… Kemudian Hadi bekerja di Republik Demokratik Rakyat di selatan Yaman. Setelah pemisahan tahun 1986 di rezim selatan, Hadi bekerja di angkatan bersenjata di Republik Arab Yaman bersama Saleh. Hadi memainkan peran penting dalam penggabungan ribuan orang dari kekuatan selatan yang lari setelah perang sipil 1986. Penggabungan itu terjadi di angkatan bersenjata Republik Arab Yaman. Hadi pada tahun 1994 membantu pasukan utara dalam memadamkan upaya selatan untuk memisahkan diri. Dan setelah penunjukannya sebagai menteri pertahanan untuk waktu yang pendek, Hadi menerima jabatan wakil presiden dan ia terus ada di peran itu sampai 2012. Meksipun posisinya sebagai wakil presiden, namun Hadi tidak memiliki kekuasaan riil di bawah Saleh yang menangani sendiri penunjukan para pejabat utama yang dia percaya untuk menduduki jabatan-jabatan strategis penting semisal intelijen militer dan intelijen rahasia.
Hadi dikenal sebagai orang yang tenang hidup di bawah Saleh. Kepribadiannya tidak tegas dalam mengambil keputusan-keputusan sulit. Hadi terus dalam loyalitasnya kepada Inggris setelah menjadi presiden. Hadi mendapat pujian dari duta besar Ingris Jane Mariot. Ia mengatakan, “Saya yakin bahwa presiden Hadi adalah orang yang baik. Ia berusaha melakukan tugas yang tidak bisa dipercaya pada waktu yang sangat sulit… Kami perlu menempatkan bobot kami di belakang para reformis dan presiden Hadi” (Akhbâr al-Khalîj, 21 Maret 2014).
Karena itu, Hadi memainkan peran penting untuk Inggris dari sisi penjagaan atas pengaruh Inggris di depan serangan gencar Amerika. Hadi memperlihatkan bahwa dia menentang Saleh. Akan tetapi, pada hakikatnya ia di bawah kepemimpinan Saleh di Partai dan tidak mamu melepaskan diri dari hal itu. Jadi hubungan diantara keduanya memang hangat,kecuali berupa perkara kecil yang terjadi diantara teman! Faris as-Saqaf, penasihat presiden Hadi, menyebutkan kepada kajian strategis ketika dia membicarakan berita bahwa Saudi saat ini memediasi antara Saleh dan Hadi disebabkan perselisihan keduanya”. Faris as-Saqaf mengatakan: “hubungan antara Saleh dan Hadi secara pribadi kecil, jadi Saudi tidak turut campur di dalamnya”. (Surat kabar al-Amna’, 22/7/2014)… Begitulah, Hadi dekat dengan Saleh dan dekat dengan Partai Kongres. Dan sudah dikenal bahwa Partai Kongres lah yang mencalonkan Manshur Hadi untuk pemilihan presiden yang berlangsung pada 21 Februari 2012 dan dia calon presiden satu-satunya… Dengan begitu, ia berjalan menurut politik Inggris dan sesuai peran yang digariskan yang menuntut untuk tidak berhadapan dengan pengaruh Amerika secara konfrontatif, akan tetapi dengan jalan mengimbangi berdasarkan metode Inggris.
4-                  Politik ini mengharuskannya melakukan aktivitas yang lahirnya menentang Saleh dan orang-orangnya dan sikapnya lunak terhadap Amerika dan para pengikutnya. Hal itu karena Inggris telah merasakan adanya serangan gencar dari Amerika terhadap Yaman dengan membeli para antek dan melakukan penetrasi militer dan memenej dialog bersandar kepada utusan PBB… Dan seperti kebiasaan Inggris dalam mengimbangi Amerika dan menyenangkan Amerika untuk membatasi keberlanjutan Amerika mengganti pengaruh Inggris, Inggris pun membisiki Hadi untuk mengambil langkah-langkah menyenangkan Amerika dan sebaliknya tidak berpengaruh negatif terhadap pengaruh Inggris. Maka Hadi pun melakukan hal berikut:
  1. Ia mengawali dengan apa yang dinamakan struktur militer, pemecatan dan penunjukan… Ia menjauhkan para perwira yang loyal kepada Saleh dari kalangan anak-anak Saleh, sepupu-sepupu Saleh dan orang lain dan ia menunjuk komandan menggantikannya. Inggris merasa yakin bahwa penunjukkan-penunjukkan baru itu semuanya atau sebagian besarnya akan loyal kepada Inggris, sebab Ali Saleh telah “membersihkan” militer dari antek-antek Amerika selama tiga puluh tahun berkuasa. Begitulah, perubahan-perubahan itu terjadi. Jadi komando tetap tidak keluar dari para loyalis Inggris, kecuali sebagian kecil jabatan kecil yang tidak berpengaruh secara riil yang memiliki bobot. Perubahan-perubahan itu menyenangkan Amerika dan sebaliknya tidak berpengaruh riil terhadap pengaruh Inggris. Terlebih lagi, bahwa Hadi menampakkan diri sebagai presiden yang kuat, sebab ada opini bahwa dia adalah presiden lemah dan bahwa ada kekuatan yang melampaui dia. Perubahan-perubahan ini menampakkannya dengan potret yang kuat sampai pada batas di depan masyarakat bahwa dia mampu melakukan perubahan-perubahan atas tokoh-tokoh yang diasosiasikan dengan rezim lama!
  2. Hadi melakukan perubahan kabinet dalam pemerintahan Basandawh pada 11 Juni 2014. Ia mamasukkan dua orang menteri yang loyal kepada Amerika: pertama, menteri luar negeri Jamal Abdullah as-Salal. Dia adalah anaknya Abdullah Yahya as-Salal pelaku kudeta militer yang mendeklarasikan republik pada tahun 1962 dan ia terikat dengan Amerika. Jamal as-Salal memiliki orientasi Amerika. Ia lulusan Universitas Hopkins Amerika dan sebelumnya bekerja sebagai duta negaranya di Iran. Ia menjadi utusan negerinya di PBB. Ia abstain dari pemungutan suara untuk resolusi DK PBB yang mengecam kejahatan-kejahatan Bashar Asad, antek Amerika, terhadap rakyat Suria pada Agustus 2012 lalu. Kedua, menteri keuangan Muhammad Manshur Zamam. Ia belajar dan tumbuh di Universitas Amerika dan menampakkan orientasi Amerika. Ia ditunjuk sebagai direktur proyek pendidikan dan lingkungan di kementerian pertanian Amerika di New Meksiko pada jangka waktu antara 1996-1998.
  3. Hadi menampakkan sikap lunak ke arah Hawthi yang loyal kepada Iran, dan Amerika di belakang Iran ketika Hawthi menduduki Amran. Hadi dan pasukannya lebih dekat kepada sikap netral. Semua itu untuk menyenangkan Amerika. Hadi mendapat pujian atas hal itu. Juru bicara kementerian luar negeri Amerika Jean Psaki mengatakan, “Kami memuji dan mendukung usaha pemerintah Yaman dalam usaha menghentikan pergolakan bersenjata dan bernegosiasi dengan tujuan merealisasi kesepakatan damai diantara semua pihak” (Kantor berita Saba’, 10/7/2014).
  4. Diantara yang sudah diputuskan adalah konferensi dialog yang disupervisi oleh Jamal bin Omar utusan PBB yang mengantarkan Yaman ke sistem federasi terdiri dari enam wilayah, yaitu: Azal, Saba’, Janad, Tuhamah, Aden, dan Hadramaut; sementara Shan’a memiliki posisi khusus yang tidak berada di bagian manapun dari wilayah itu. Aden juga memiliki posisi khusus. Azal, Saba’, Janad dan Tuhamah menjadi propinsi utara; sementara Aden dan Hadramaut menjadi propinsi selatan… Ini adalah solusi jalan tengah yang menyenangkan Amerika. Inggris berpandangan agar Yaman selatan tetap diperintah oleh utara agar pengaruhnya tetap berlangsung di Yaman seluruhnya. Sedangkan Amerika berpandangan memisahkan Yaman selatan sebab pengaruhnya kuat di gerakan-gerakan selatan. Amerika juga membuka jalan untuk Hawthi di Sha’dah dan sekitarnya… Begitulah, sistem federasi menjadi solusi jalan tengah yang menyenangkan Amerika sementara waktu, tetapi akan menjadi medan pertarungan berikutnya diantara kedua negara… Dan karena Inggris berpandangan bahwa mayoritas lingkungan politik ada di pihaknya maka Inggris pun bertaruh atas kelangsungan pengaruhnya di federasi ini jika tidak bisa mengkompensasinya dan mengembalikan perkara seperti dahulu. Sedangkan Amerika, pengaruhnya ada di gerakan-gerakan selatan dan di kalangan Hawthi. Adapun lingkungan politik dan tradisional hampir-hampir tidak ada eksistensi untuk Amerika.
    Begitulah, Hadi mengambil langkah-langkah mengimbangi Amerika dan menyenangkannya,seolah-olah ia berada di sisi berlawanan dari Saleh!
  5. Hadi berusaha menutupi hubungannya dengan Inggris dengan tujuan-tujuan lain sebisa mungkin. Ketika ia ingin mengunjungi Inggris pada akhir September 2012, ia jadikan kunjungannya itu sebagai bagian dari kunjungannya ke Jerman, Perancis, dan Amerika… Dan ketika ia mengunjungi Washington pada Agustus 2013, ia singgah di Saudi untuk bertemu dengan Raja Saudi yang loyal kepada Inggris untuk menyampaikan laporan atas apa yang terjadi diantara dia dengan orang-orang Amerika. Hal itu sebelum ia kembali ke negerinya!
5-                  Amerika dalam kemungkinan yang lebih rajih, menyadari masalah ini. Amerika juga paham bahwa Hadi masih tetap dalam loyalitasnya kepada Inggris. Pernyataan-pernyataan Hadi secara terpisah tidak kosong dari bantahan terhadap para pengikut Amerika semisal Iran, gerakan-gerakan selatan dan Hawthi, hingga meskipun jika ia menyampaikan celaan kadang-kadang, seperti tidak menyebutkan nama Hawthi. Surat kabar asy-Syarq as-Su’udiyah pada 1/4/2014 menyebutkan hal itu: “Presiden Hadi … menuduh Iran tetap bermain-main di dalam Yaman. Ia meminta orang-orang Iran untuk meninjau kembali politik mereka, khususnya terhadap Yaman. Ia menegaskan bahwa Iran mendukung gerakan-gerakan pemisahan selatan dan kelompok-kelompok keagamaan di utara dalam isyarat Hadi terhadap Hawthi”. Kemudian, sesuatu yang lebih menjelaskan perkara tersebut adalah bahwa raja Saudi, Abdullah yang loyal kepada Inggris memelihara keduanya yakni Saleh dan Hadi. Komunikasi raja Saudi Abdullah dengan keduanya tidak terputus dan dilakukan secara terang-terangan tanpa rahasia. Al-Quds al-‘Arabiy menyebutkan pada tanggal 18 Juli 2014, “Seorang sumber yang dekat dengan presiden Yaman mengungkap bahwa putera mahkota Saudi, raja Abdullah bin Abdul Aziz, beberapa hari lalu mengirimkan penasehat pribadinya ke ibu kota Yaman Shan’a…Dalam kunjungannya ke Shan’a, ia bertemu dengan Ali Abdullah Saleh dan presiden Abdu Rabbih Manshur Hadi dan brigjen Ali Muhsin al-Ahmar”… Al-Quds al-‘Arabiy menambahkan pada tulisan yang sama, “Surat kabar al-Mitsaq merupakan lisan al-hal Partai Kongres Populer Umum yang dipimpin oleh Saleh,mengungkap awal minggu ini bahwa utusan pribadi putera mahkota Saudi mengunjungi Shan’a dan dalam kunjungannya ia bertemu dengan presiden Hadi dan mantan presiden Ali Saleh, tetapi tidak diberikan detil lebih banyak…”
Kemudian pertemuan hangat pada hari raya Idul Fithri seperti yang mereka katakan “Puncak gunung es yang mengungkap apa yang ada di bawahnya”. Media massa pada hari pertama Idul Fithri 28 Juli 2014, juga televisi BBC Arab, telah melansir bahwa presiden Yaman sekarang, Abdu Rabbih Manshur Hadi,dan mantan presiden, Ali Abdullah Saleh, telah bersama-sama menunaikan shalat Id secara berdampingan!
Karena itu yang lebih rajih, Amerika paham bahwa Ali Saleh dan Hadi bertolak dari lentera yang sama. Akan tetapi, Amerika memandang Hadi lebih ringan memberi beban terhadap Amerika daripada Saleh. Maka, Amerika memonitor Hadi dengan baik sejak ia menerima kekuasaan. Kontak duta besar Amerika dengan Hadi dilakukan secara terbuka, dan itu menyerupai monitoring kepada Hadi. khususnya ketika ia mengeluarkan berbagai keputusan… Ditambah lagi bahwa Amerika atas nama PBB telah menugaskan perwakilannya, Jamal bin Omar, untuk memenej dialog, konstitusi dan komite-komite agar keputusan-keputusan yang dihasilkan tetap berada pada batas-batas yang bisa diterima Amerika…
Meskipun demikian, “monitoring” kepada Hadi ini tidak berarti bahwa Amerika akan mampu dengan mudah mengarahkan perkara untuk kemenangannya. Ali Saleh selama tiga puluh tahun berkuasa tidak menyisakan seorang pun dari para pengikut Amerika berada di lingkungan politik yang memiliki peran dan begitu pula di lingkungan militer. Ali Saleh telah membunuh dan memecat semua komandan yang tidak loyal kepada Inggris. Apalagi Partai Kongres yang dipimpin Ali Saleh masih tetap berkuasa. Dialah yang dalam masa kekuasaannya yang panjang, terdapat Inggris belakangnya… Akan tetapi, Amerika menganggap bahwa pelengseran Ali Saleh merupakan langkah besar dalam jalan memasukkan pengaruhnya secara lebih besar di Yaman, sebab Amerika memandang bahwa interaksi dengan Hadi jauh lebih mudah dari pada interaksi dengan Ali Saleh. Amerika berharap, pengaruh tiga pilarnya akan lebih kuat dan lebih tajam pada masa Hadi. Ketiga pilar itu adalah: kerja melalui Iran dengan mendukung Hawthi, mendukung gerakan-gerakan selatan dan intervensi militer dengan dalih memerangi tanzhim al-Qaeda. Akan tetapi yang menjadikan harapan itu tidak terjamin hasil yang diinginkannya adalah bahwa Inggris, Ali Saleh dan Partai Konggres juga menjadi pilar kokoh yang mengelilingi dan mengarahkan Hadi.
Ringkasnya, Hadi bersandar pada apa yang telah diuraikan, ia tetap loyal kepada Inggris. Akan tetapi ia bekerja sesuai peran yang telah digariskan untuknya oleh Inggris agar ia tidak menentang langsung kepentingan-kepentingan Amerika secara konfrontatif, akan tetapi agar ia mengimbanginya tanpa melemahkan pengaruh Inggris di Yaman.
Kedua, serangan-serangan atas kementerian pertahanan.
Serangan yang paling menonjol ada dua:
Pertama, adalah serangan yang terjadi pada 14 Agustus 2012. Berita-berita menyebutkan bahwa unsur-unsur di dalam Garda Republik melakukan serangan atas kantor kementerian pertahanan. Berita-berita itu menuduh Ali Abdullah Saleh dan anaknya Ahmad yang memimpin Garda Republik berhubungan dengan serangan itu. Pada hari serangan tersebut, presiden Yaman, Hadi sedang berada di Saudi untuk menghadiri konferensi OKI. Kantor-kantor berita menyebutkan bahwa pasukan Garda Republik menentang keputusan-keputusan presiden Hadi paling akhir terkait dengan redistribusi bendera pasukan. Sumber-sumber yang dekat kepada para pemrotes menegaskan bahwa mereka menuntut penerimaan-penerimaan finansial yang dahulu Komite Keuangan telah janjikan kepada mereka sebagai imbalan penghentian protes-protes serupa pada minggu lalu. Media-media massa lokal mengutip para tentara pemrotes bahwa mereka terkejut dengan keputusan kementerian pertahanan menyita gaji-gaji mereka, dengan alasan mereka melakukan desersi, padahal kementerian pertahanan telah menjanjikan kepada mereka untuk membayar gaji-gajinya. Yang lebih rajih aksi-aksi itu bukan upaya kudeta untuk menjatuhkan pemerintahan yang ada, sebagaimana yang diungkit kala itu. Akan tetapi, merupakan aktivitas opini untuk menampakkan pemecatan beberapa perwira di Garda Republik. Penunjukkan-penunjukkan baru juga untuk menampakkan perubahan-perubahan serius di depan Amerika. Inilah yang lebih rajih, sebab Garda Republik adalah diantara struktur militer yang paling kuat di Yaman, jika bukan yang terkuat. Dan pengaruh Saleh dan anaknya di situ kuat. Hal itu memungkinkannya melaksanakan kudeta dengan mudah seandainya dia ingin, akan tetapi tidak dia lakukan. Bahkan, komandan Garda Republik Ahmad Saleh ketika diberhentikan dari komando Garda Republik dan ditunjuk sebagai duta besar, dia tidak membangkang dan memimpin aksi militer… Seperti yang telah kami jelaskan sebelumnya, lalu terhadap siapa Saleh dan anaknya melakukan kudeta? Saleh dan Hadi berasal dari adukan yang sama! Atas dasar itu, yang lebih rajih adalah bahwa upaya itu merupakan upaya opini untuk menampakkan bahwa perubahan-perubahan yang dilakukan itu serius. Dan masalah itu dicampur dengan masalah gaji tentara untuk menambah eskalasinya…
Kedua, upaya yang terjadi pada 5 Desember 2013 dimana kantor kementerian pertahanan menjadi sasaran serangan… Telah diumumkan bahwa presiden Yaman melakukan pertemuan di kantor ini satu jam setelah serangan. Dan yang lebih rajih bahwa dia ada disitu, tetapi di tempat lain dari kompleks kementerian. Yahya al-‘Arasi, sekretaris pers presiden Yaman, dalam pertemuan dengan radio SOA Amerika pada 7 Desember 2013 menyatakan: “Presiden Abdu Rabbih Manshur Hadi menjadi sasaran dalam serangan ganda terhadap kompleks kementerian pertahanan”. Ia menuduh tanzhim al-Qaeda sebagai pihak yang melakukan serangan, dimana tersebar pernyataan-pernyataan atas nama tanzhim tersebut di internet yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu. Surat kabar asy-Syarq al-Awsath pada 7 Desember 2013 mengutip sumber-sumber Yaman yang menyebutkan bahwa “Pernyataan-pernyataan al-Qaeda itu diragukan.Itu hanyalah upaya kamuflase saja”. Asy-Syarq al-Awsath mengutip sebagian yang dinyatakan di dalam laporan awal komite investigasi bahwa “Sebagian besar bahan yang digunakan dalam ledakan, sesuai apa yang dikontrol di kapal senjata Iran yang berusaha sampai ke pantai Yaman beberapa bulan sebelumnya dan yang bisa ditangkap di pantai Yaman”. Inggris melalui the Guardian pada 22 November 2013, yakni sebelum terjadinya insiden itu, mengungkap hubungan Bandar bin Sulthan, yang ketika itu menjadi kepala intelijen Saudi, dengan kelompok Hawthi; dimana Saleh al-Habirah salah seorang komandan kelompok itu dan mengetuai Dewan Politik mengunjungi Saudi secara rahasia melalui London dan bertemu dengan Bandar bin Sulthan dan bahwa ia membawa sejumlah besar dana setelah pertemuan. The Guardian mengutip dari sumber Saudi, bahwa Hawthi menerima dukungan finansial dan militer dari Saudi dan mendapatkan sejumlah uang secara bulanan dari Riyadh. Sudah diketahui dari Bandar bin Sulthan keagenannya kepada Amerika dan ia melaksanakan rencana-rencana Amerika. Jadi tampak bahwa aksi tersebut merupakan pesan ancaman kepada presiden Hadi, bahwa jika ia berjalan mengikuti jalannya Saleh, maka untuk mencapai tengkuknya adalah perkara yang mudah. Amerika melakukan ancaman itu melalui agennya, Bandar bin Sulthan dan Hawthi, yang dikendalikan oleh antek-antek Amerika di Iran. Penting disebutkan, bahwa raja Saudi Abdullah yang loyal kepada Inggris telah menjauhkan Bandar bin Sulthan dari jabatan kepala intelijen, dimana raja memfokuskan pada antek-antek Inggris di sejumlah jabatan penting. Raja Saudi memimpin aksi demi kepentingan Inggris di Yaman dan di negeri lainnya diantara negeri kawasan.
Ketiga, pada penutup, sampai kapan negeri kaum Muslimin akan terus menjadi medan pertarungan untuk negara-negara kafir imperialis? Sampai kapan pertarungan antara Inggris dan Amerika memperebutkan pengaruh di Yaman? Sampai kapan keduanya akan terus bertarung dengan alat-alat lokal dan regional yang diantaranya: Saudi, kabilah-kabilah, partainya Saleh kemudian Hadi dari satu sisi; dan Iran, orang-orang Hawthi dan gerakan-gerakan selatan dari sisi yang lain? Sampai kapan warga negeri keimanan dan hikmah memonitor pertarungan yang berlangsung, seolah negeri itu bukan negeri mereka? Tidakkah mereka bergerak dan melakukan intifadhah dengan benar? Tidakkah mereka berjuang bersama para pejuang untuk menegakkan daulah Islam, al-Khilafah ar-Rasyidah, dan berikutnya membenarkan yang haq dan membungkam yang batil serta memundurkan negara-negara kafir imperialis ke pusat negerinya jika masih memiliki pusat negeri ketika itu…? Sampai kapan? Sampai kapan?

6 Syawal 1435 H
2 Agustus 2014 M